Haul Buntet Kabar

Habib Umar: Kita Tidak Mengenal Istilah Penghormatan Terakhir

Istilah penghormatan terakhir bagi masyarakat yang mencintai para kiai, ulama, dan habaib tidaklah dikenal. Istilah tersebut memiliki arti melayat sebagai penghormatan terakhir, tidak ada penghormatan lagi setelahnya. Padahal, penghormatan tidak mengenal batas akhir, mulai dari masa hidupnya, saat meninggalnya, hingga setelah kewafatannya.

Hal itu disampaikan Habib Umar Muthohar saat memberikan Mauidhah Hasanah pada Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren 2021 secara virtual, Sabtu (10/7).

“Maaf maaf, kamus ini bagi pencinta ulama, pecinta kiai, pecinta habaib, ini tidak kita kenal peristirahatan terakhir,” katanya.

“Kita mengenal penghormatan ketika mereka hidup, wafat, dan sesudah wafat, seterusnya. Tidak ada istilah terakhir,” lanjut habib asal Semarang, Jawa Tengah itu.

Penghormatan ketika hidup dilakukan dengan berkhidmah dan menata adab. Selanjutnya, penghormatan saat wafat dilakukan dengan takziah, mengafaninya, menshalatinya, hingga menguburkannya dengan layak, serta mengirimkan doa. Hal yang terakhir itu tetap dilakukan setelah wafat. “Kepada orang awam saja begitu, apalagi kepada masyayikh (kiai) yang diberi keistimewaan Allah,” ujarnya.

Lebih lanjut, Habib Umar menjelaskan bahwa para kiai memiliki keistimewaan berupa pengajaran ilmu agama. Sebab, hal tersebut hanya diberikan Allah swt kepada orang-orang tertentu, tidak seperti urusan dunia yang diberikan kepada siapa saja.

“Dalam urusan ini, Allah hanya akan memberikan kuasa, kewenangan, kemampuan, kemauan kepada orang yang dicintai oleh Allah swt,” kata Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah itu.

Habib Umar juga menyatakan bahwa tidak ada istilah ‘mengantarkan ke peristirahatan terakhir’. Sebab, kubur bukanlah peristirahatan terakhir, melainkan surga. “Peristirahatan terakhir itu al-jannah (surga),” katanya.

Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa istilah ‘penghormatan terakhir’ dan ‘mengantarkan ke peristirahatan terakhir’ tidak pas. “Kita tidak mengenal (istilah tersebut) apalagi kepada orang istimewa,” pungkasnya.

Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren Tahun 2021 ini digelar secara virtual. Kegiatan ini digelar secara luring di Masjid Agung Pondok Buntet Pesantren dan hanya dihadiri oleh para kiai di lingkungan Buntet Pesantren dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Syakir NF