Kabar

Sore Ini Matahari di Atas Kabah, Saatnya Pastikan Arah Kiblat

Media Buntet Pesantren,

Sore ini, Jumat (16/7), matahari akan berada tepat di titik zenit di atas Kabah. Akibatnya, bayangan seluruh benda yang terkena sinar matahari mengarah tepat ke Kabah. Peristiwa ini terjadi tepat pukul 16.26.45 WIB atau bertepatan dengan pukul 12.26.45 waktu Arab Saudi. Peristiwa unik ini disebut Rashdul Kiblat.

Pembina Lembaga Falakiyah Buntet Pesantren Muhammad Majdi mengajak seluruh masyarakat Muslim untuk dapat memperhatikan peristiwa tersebut untuk memastikan Kembali arah kiblatnya tepat mengarah ke Kabah.

“Momentum bagi umat Islam, kita semua, termasuk pengurus masjid, mushalla, dan kita yang berada di rumah pun, kita bisa membetulkan Kembali arah kiblatnya,” katanya pada Jumat (16/7).

Cara sederhana yang dapat dilakukan untuk memastikan kiblat rumah, mushalla, atau masjid tepat ke kabah adalah dengan menancapkan tongkat tegak lurus di bidang datar, tidak boleh bergelombang. Kemudian sesuaikan waktunya pada pukul 16.26 atau 16.27 WIB sesuai dengan jam di ponsel pintar masing-masing.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) Ma’rufin Sudibyo menjelaskan melalui keterangan tertulis bahwa Rashdul Kiblat merupakan salah satu metode paling tepat untuk mengukur arah kiblat. “Inilah sebabnya Rashdul Kiblat menjadi salah satu metode terakurat dalam mengukur arah kiblat,” katanya pada Kamis (15/7).

Hal itu terjadi karena kedudukan yang dicapai Matahari dalam siklus gerak semu tahunannya sebagai kombinasi antara perputaran Bumi mengelilingi Matahari dan miringnya sumbu rotasi Bumi. Kota Makkah berkedudukan pada garis lintang 21º 25’ LU. Pada saat Rashdul Kiblat terjadi maka nilai deklinasi Matahari akan sangat berdekatan dengan nilai garis lintang kota Makkah sehingga manakala terjadi kulminasi atas di Kota Makkah, maka Matahari akan berkedudukan pada titik zenith Makkah.

Menurutnya, Rashdul Kiblat dapat diamati di sebagian besar wilayah negeri ini, kecuali di Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua. Sebab, di tempat-tempat tersebut, matahari telah terbenam sebelum Rashdul Kiblat terjadi. Sementara pada provinsi-provinsi di Pulau Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara, kedudukan Matahari sudah cukup rendah sehingga terbuka peluang matahari sudah tak terlihat (tersembunyi di balik awan-awan di ufuk barat), meskipun diperhitungkan masih mengalami Rashdul Kiblat.

 

Syakir NF