Kabar

Minat Masyarakat Tinggi, STIT Akan Jadi Universitas Islam Buntet Pesantren Cirebon

Media Buntet Pesantren,

Pada usia yang keempat, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Buntet Pesantren Cirebon telah mampu memenuhu berbagai hal yang berhubungan dengan syarat akademik dan pemenuhan kebutuhan administrasi. Berkat itu, STIT mendapat apresiasi sebagai sekolah tinggi swasta dalam pendataan akademik, dan memiliki mahasiswa serta dosen terbaik.

Demikian disampaikan Ketua STIT Buntet Pesantren Cirebon KH Fahad Ahmad Sadat dalam acara Dies Natalis IV STIT Buntet Pesantren Cirebon, di Auditorium MANU Putra Buntet Pesantren Cirebon, pada Sabtu (30/10/2021).

“Ini menunjukkan, kami di sini dalam hal pendataan administrasi betul-betul mendata dengan baik sehingga dalam dua tahun, dosen kami sudah punya NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional) dan jabatan fungsional. Insyaallah tahun depan sudah maju atau masuk ke dalam sertifikasi dosen,” terang Kiai Fahad.

Dari 22 dosen tetap yang dimiliki, 14 di antaranya telah memiliki NIDN. Sementara dari 14 dosen itu, terdapat dua dosen yang sudah punya jabatan fungsional. Dengan bangga, Kiai Fahad menegaskan bahwa STIT Buntet Pesantren Cirebon menjadi kampus yang sudah memenuhi syarat untuk mengajukan akreditasi.

Bahkan, ia berencana untuk mengubah status STIT menjadi Universitas Islam Buntet Pesantren Cirebon yang di-merger bersama Akademi Keperawatan. Hal ini direncanakan mengingat minat masyarakat yang sudah mulai tinggi, meski baru berjalan selama kurang lebih empat tahun.

Di STIT Buntet Pesantren Cirebon pun kini memiliki dua jurusan yakni Manajemen Pendidikan Islam dan Bimbingan Konseling Pendidikan Islam. Dua jurusan ini menjadi sangat populer dan menarik minat bagi calon mahasiswa.

“Alhamdulillah dalam empat tahun, kami memiliki jumlah mahasiswa yang stabil setiap tahun. Setiap tahun terus meningkat dan minat masyarakat semakin meningkat. Tetapi karena tuntutan zaman, masyarakat, dan kiai, kami berencana untuk mengubah status menjadi Universitas Islam Buntet Pesantren,” ujar Pengasuh Pondok Al-Murtadlo Buntet Pesantren Cirebon itu.

Kiai Fahad lantas memohon doa dan dukungan para kiai sepuh Buntet untuk mewujudkan cita-cita itu. Ia pun berharap, STIT kian berkembang sehingga sesuai dengan impian yang sejak dulu diharapkan para kiai.

“Insyaallah nanti akan berdiri Universitas Islam Buntet Pesantren Cirebon,” pungkas doktor pendidikan dari Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung itu.

Sementara itu, Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren Cirebon KH Salman Al-Farisi mengatakan bahwa STIT merupakan bagian niat untuk memperteguh upaya dalam melayani pendidikan yang bersifat sosial.

“STIT ini dialhirkan agar mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa seorang ibu yang mengandung itu paling lama empat tahun dan minimal enam bulan. Imam Syafi’i merupakan sosok yang berada di dalam kandungan sang ibu selama empat tahun. Kiai Salman berharap, STIT yang telah lama berada di dalam kandungan Buntet sebagai impian para kiai sepuh itu dapat berada di level Imam Syafi’i.

“Buntet ini hamilnya berlangsung lama dan baru lahir. Sekarang baru berusia empat tahun. Tapi insyaallah lahirnya sekelas Imam Syafii. Saya berharap kepada Kementerian Agama, kami mohon bantuan agar STIT ini betul-betul dapat melayani pendidikan dengan baik dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat,” terang Pengasuh Pondok Al-Hikmah Buntet Pesantren Cirebon itu, di hadapan Wakil Menteri Agama KH Zainut Tauhid Sa’adi yang hadir memberikan kuliah umum.

(Aru Elgete/Syakir NF)