Santri Buntet Diimbau Lanjutkan Perjuangan Sesepuh
Paskibra 2018 Buntet Pesantren |
Buntet Pesantren dikenal sebagai tanah perjuangan. Hal ini karena pendiri, para kiai, santri, dan masyarakatnya tidak kenal berhenti berjuang untuk mengusir penjajah.
“Seluruh orang bersaksi bahwa daerah kita, wilayah kita, walaupun kecil tapi memiliki peran yang besar dalam kehidupan bernegara,” tutur Wakil Sekretaris Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren H Munib Rowandi saat memberikan amanat pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Ketujuh Puluh Tiga Kemerdekaan Republik Indonesia di halaman Masjid Agung Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, pada Jumat (17/8).
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada seluruh peserta upacara, meliputi sivitas akademika dan masyarakat Buntet Pesantren agar menerima amanat para sesepuh dengan konsekuen dan tanggung jawab dengan terus berjuang sesuai kedudukannya masing-masing. Sebab, katanya, jika Pondok Buntet Pesantren dikenal sebagai tanah perjuangan, maka kita sekarang adalah pelakunya.
“Terus berjuang untuk mengisi kemerdekaan ini karena dari Buntet inilah, negara menunggu tingkatan-tingkatan, menunggu keputusan-keputusan menjadi negara bebas, negara yang merdeka, negara yang sejahtera, adil, dan makmur,” tegasnya.
Wakil Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Buntet Pesantren itu juga menceritakan bahwa perjuangan Mbah Muqoyim begitu hebat dalam mengusir penjajah. Hal ini dilanjutkan oleh Kiai Mutaad sebagai penerusnya. Kiai Abdul Jamil meneruskan perjuangan itu.
“Dan ketika kemerdekaan itu sudah kita capai, Kiai Abbas mempertahankannya,” ceritanya.
Kegiatan upacara tersebut rutin dilakukan oleh Buntet Pesantren dengan diikuti oleh seluruh masyarakat dan sivitas akademikanya. Pengibaran bendera Merah Putih dilakukan oleh Paskibra yang terpilih mewakili madrasah masing-masing.
Sementara itu, lagu kebangsaan, lagu wajib nasional, dan lagu daerah dinyanyikan oleh paduan suara Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Putri dengan diiringi Marching Band Gita Nusa Nawa MANU Putra.
(Syakir NF)