Manuskrip Sanad Tarekat Syatariyah Mbah Muqoyim
Sebuah manuskrip yang diduga tulisan tangan Mbah Muqoyim tersimpan di kediaman Raden Raffan Hasyim –biasa disapa Pak Opan, sejarawan dan filolog Cirebon.
Manuskrip tersebut berupa bunga rampai yang isinya memuat berbagai tema. Salah satunya adalah sanad tarekat Syatariyah mbah Muqoyim.
Mbah Muqoyim, pendiri Pesantren Buntet, dikenal pula sebagai mursyid Tarekat Syatariyah. Di dalam manuskrip Pak Opan, sanad Syatariyah disebutkan mulai dari Rasulullah SAW, hingga kepada tiga nama setelah mbah Muqoyim.
Penulisan sanad tersebut dibuka dengan lafal bismillahi al-rahman al-rahim. Setelah itu, tulisan itu dilanjutkan dengan kalimat berikut.
Utawi ikilah kitab ing dalem anyataaken turune turune dadalan Syathari […] saking kanjeng Rasulullah maring sayyidina Ali kang putra Abi Thalib rodliyallahu ‘anhu lan iyae amuruki iya maring sayyidina Husain al-Syahid, dst.
Ini adalah kitab yang menyatakan turunnya jalur Syathari […] dari Rasulullah kepada sayyidina Ali putra Abi Thalib radliyallahu ‘anhu, dan ia mengajarkan kepada sayyidina Husain al-Syahid, dst.
Jika diurut dari pendiri tarekat Syatariyah, maka sanadnya adalah sebagai berikut:
1. Syaikh Abdullah al-Syatari
2. Hidayat Sarmasi
3. Syaikh Haji Hushuri
4. Sayyid Muhammad Ghauts bin sayyid Hathiruddin
5. Sayyid Wajhuddin al-‘Alawi
6. Shighatullah bin sayyid Rauhullah
7. Sayyidina Abi Mawahib Abdullah Ahmad bin Ali al-Syanawi
8. Syaikh Ahmad bin Muhammad, Madinah (Syaikh Ahmad Qusyasyi)
9. Syaikh Abdur Rauf Singkel
10. Syaikh Haji al-Muhyi, Shafarwadi
11. Kiai Thalabuddin, penghulu Batang
12. Kiai Muqoyim, Cirebon
13. Mas Arifin, Tuk, Cirebon
14. Haji Syarqowi, Babakan, Majalengka
15. Kiai Bulqiyah, Cirebon
(gelar di depan nama dan asal daerah disesuaikan dengan apa yang tersebut di dalam manuskrip)
Tulisan di dalam manuskrip setelah penyebutan nama Mbah Muqoyim memiliki ragam tulisan yang berbeda dengan ragam tulisan sebelumnya. Oleh karena itu, dapat diduga bahwa penulis kalimat “Mas Arifin” dan seterusnya adalah penulis yang berbeda.
Dugaan ini yang mengantarkan Pak Opan berkesimpulan bahwa penulis sanad tarekat Syatariyah adalah Mbah Muqoyim, sedangkan penulis sanad setelah nama Mbah Muqoyim adalah orang lain.
(Agung Firmansyah)