Opini

Keajaiban Saat Kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Para kiai saat Maulid Nabi Muhammad saw. di Masjid Agung Buntet Pesantren

Oleh: Muhammad Hamdi Turmudzi Noor
Setiap mendengar Rabiul Awal, maka segera tebersit dalam benak kaum muslimin akan kelahiran Sang Kekasih Allah. Maulid Nabi saw. menjadi keistimewaan tersendiri bagi Rabiul Awal. Keistimewaan ini hakikatnya merupakan keistimewaan dalam sosok Rasulullah saw. itu sendiri. Sebagai rasul termulia dan makhluk paling utama, peristiwa kelahiran beliau menarik minat sejumlah cendekiawan untuk menyusun karya-karya ilmiah. Di antara peristiwa yang banyak ditulis adalah keajaiban-keajaiban yang terjadi pada malam dilahirkannya Rasulullah saw., sebagai berikut.
Pertama, penjagaan langit diperketat, sehingga setan tidak bisa mencuri berita dari malaikatmalaikat yang berada di sana. Hal yang sama pernah terjadi ketika Nabi Isa lahir, akan tetapi saat itu hanya tiga langit yang dijaga, sedangkan empat lainnya tidak terjaga. Ketika Rasulullah saw. dilahirkan, tujuh langit dijaga. Namun setan masih tetap bisa naik. Setan-setan yang berusaha mendekat dilempar dengan nyala api dari bintang-bintang. Penjagaan super ketat terjadi ketika Rasulullah saw. diutus, sehingga setan sama sekali tidak bisa naik ke langit.
Kedua, bintang-bintang bersinar terang dan berkilauan dan mendekati Rasulullah saw. Kota Mekkah dan sekitarnya menjadi terang. Al-Baihaqi meriwayatkan dari Fatimah Ats-Tsaqafiyah bahwa ia berkata ketika menghadiri kelahiran Nabi saw., “Aku melihat rumah beliau dipenuhi cahaya. Aku juga melihat bintang-bintang mendekat sehingga aku menduga mereka akan jatuh di atasku”.
Adanya cahaya yang keluar bersama kelahiran Nabi saw. yang menerangi istana-istana Kaisar Romawi Kuno di Syam menjadi keistimewaan ketiga. Hal ini menandakan bahwa Rasulullah saw. akan mendatangi Syam dan mengadakan perjalanan Isra ke sana.
Keistimewaan keempat adalah gedung kerajaan Kisra, Raja Persia, yang dibangun Anu Syarwan di kota Mada’in, Irak, terbelah. Empat belas menaranya roboh. Bangunan ini termasuk tujuh keajaiban dunia saat itu. Robohnya empat belas menara ini sebagai isyarat bahwa setelah kelahiran Nabi saw. akan ada 14 raja yang memimpin Persia sebelum dikuasai Islam di masa Usman bin Affan.
Sementara keistimewaan kelima yaitu api yang menjadi sesembahan di Kerajaan Persia padam. Sebelumnya, api ini tidak pernah padam selama dua ribu tahun.Keenam, danau yang bernama Sawah mendadak kering. Sawah adalah nama salah satu desa di kawasan Persia yang terletak antara Hamadzan (Khurasan) dan Qom di Iran. Ini menandakan akan runtuhnya kerajaan mereka. Sementara di Syam, Danau Thairiyah berkurang volume airnya, namun tidak sampai kering. Keringnya Danau Thairiyah akan terjadi ketika Ya’juj dan Ma’juj keluar.
Adapun keistimewaan ketujuh adalah Lembah Samawah yang terletak di antara Syam dan Kufah menjadi deras airnya. Lembah ini berada di di dataran tandus. Sebelumnya di lembah ini tidak ditemukan air sedikitpun.
Rasulullah saw. lahir 50 hari setelah peristiwa pasukan gajah yang dipimpin Abrahah. Malam saat Rasulullah saw. lahir lebih utama daripada malam qadr (lailah al-qadr) dilihat dari tiga sisi, yaitu:
Pertama, malam qadr dianugerahkan untuk Rasulullah saw. Rasulullah saw. sebagai penerima anugerah lebih mulia daripada anugerahnya itu sendiri. Kedua, malam qadr menjadi mulia karena turunnya para malaikat. Sedangkan malam kelahiran Nabi yang berjuluk Ahmad ini menjadi mulia karena wujudnya. Ahlussunnah Wal Jama’ah meyakini bahwa Rasulullah saw. lebih utama daripada malaikat. Ketiga, keutamaan malam qadr hanya untuk umat Rasulullah saw. Malam qadr tidak diberikan kepada umat-umat sebelumnya. Semenetara malam kelahiran Ayahanda Siti Fathimah ini merupakan keutamaan untuk seluruh makhluk, karena Rasulullah saw. diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah, bahwa ia berkata: “Ada seorang Yahudi yang tinggal di Mekkah ketika malam kelahiran Nabi saw., ia berkata, ‘Wahai kaum Quraisy, apakah malam ini ada bayi yang dilahirkan dari kalian?’. Mereka menjawab, ‘kami tidak tahu’. Orang Yahudi itu berkata, ‘lihatlah! Di malam ini telah dilahirkan nabinya umat ini. Di antara kedua pundaknya ada tanda’. Lalu mereka pun beranjak pergi dan bertanya-tanya.
Lantas dikatakan kepada mereka bahwa telah dilahirkan bayinya Abdullah bin Abdul Mutthalib. Mereka bersama orang Yahudi itu pun pergi menemui Aminah. Aminah memperlihatkan bayinya kepada mereka. Tatkala Si Yahudi itu melihat tanda yang dimaksud, seketika ia pun pingsan. Ketika sadar, ia berkata, ‘kenabian dari Bani Isra’il telah hilang. Wahai kaum Quraisy! Demi Allah, dia akan berpengaruh atas kalian dengan pengaruh yang beritanya tersebar dari timur hingga barat’.”
Shalawat dan salam sebanyak bilangan angka yang diketahui manusia ataupun yang tidak diketahui semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Rasulullah saw.
اللهمَّ صلِّ وسلّم عَلى سيّدِنا محمّدٍ عَدَدَ مَا ذكَرهُ الذّاكرونَ وغَفَلَ عن ذِكرِهِ الغافِلونَ.
Penulis adalah pengajar di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Putra Buntet Pesantren Cirebon