Uncategorized

Halal Bi Halal, Iklab Pererat Silaturahmi Antaralumni

Masyayikh Buntet Pesantren bersama para alumni (16/8)
Dalam rangka menguatkan kembali tali silaturahim antaralumni Pondok Buntet Pesantren lintas angkatan, Iklab Buntet Pesantren sebagai wadah alumni kembali menyelenggarakan halal bi halal. Acara yang diselenggarakan untuk kali kedua setelah berdirinya Iklab pada 26 Desember 2014 lalu ini kembali diadakan di Pondok Pesantren Fathul Khoir, Harjamukti, Depok (16/8).
Tahlilan dan marhabanan mengawali kegiatan tahunan ini sebagai bentuk penghormatan dan rasa khidmat kepada para kiai. Selain itu, kegiatan tersebut membawa kenangan tersendiri bagi para alumni. Atmosfer Buntet tentu sangat kentara, menjalar sampai merasuk sukma. Buntet memiliki lagu marhabanan tersendiri sehingga mengantarkan pikiran dan perasaan alumni kembali ke masa-masa dulu saat menjajakkan kakinya di tanah yang penuh barokah tersebut.
“Bagaimana tidak barokah, wong dipuasai selama 12 tahun oleh Mbah Muqoyim (pendiri pondok Buntet Pesantren)”, ucap Kiai Farid dalam sambutannya menceritakan kembali dawuh Mbah Maimun Zubair, Sarang.
Setelah K.H. Farid Nasiruddin Zahid, giliran K.H. Faris El Haq Fuad Hasyim menyampaikan sambutannya. Dalam sambutan singkatnya, beliau berpesan kepada seluruh alumni untuk tetap teguh memegang amanah kiai.
“Tetap pegang amanah kiai, di antaranya adalah mensyiarkan pondok Buntet Pesantren”, tegas kiai muda yang juga Ketua Gerakan Pemuda Ansor Cabang Kabupaten Cirebon ini.
Sebelumnya, sambutan juga disampaikan oleh Ust. Moh. Sani, mewakili panitia, K.H. Masrur Ainun Najih selaku Ketua Iklab dan K.H. Ade M. Nasihul Umam.
Dr. K.H. Manarul Hidayat, M.A., Ketua Dewan Pembina Iklab Buntet Pesantren, diberikan mandat oleh panitia untuk menyampaikan mauidzoh hasanah. Sebelum menyampaikan tausiahnya, beliau terlebih dahulu berkirim surat al-Fatihah untuk para masyayikh Buntet Pesantren. Ini rutin beliau lakukan setiap kali beliau mau berceramah dan setiap hari minimal lima kali.
“Kalau pengen berkah, mulyakan guru-guru. Saya merasakan. Tiap hari ngirimin guru dari Buntet minimal lima kali. Pokoknya tiap mau ceramah pasti saya fatihahi”, tegas santri Buntet tahun 60-an tersebut..
“Alhamdulillah. Pesantren yang saya mondok itu ada 15. Itu yang paling seneng ya di Buntet”, ujar Kiai Manarul dalam mauidzoh hasanahnya.
Acara yang bertemakan Bersama Kita Satu ini ditutup dengan doa oleh K.H. Ade M. Nasihul Umam dan dilanjutkan dengan musafahah (salam-salaman).
Kegiatan rutinan setahun sekali ini juga dihadiri oleh K.H. Ayip Abdullah Abbas dan H. Mustahdi Abdullah Abbas.