Cerita Aruby, Wakili Buntet Pesantren Tampil di Malam Anugerah 1 Abad NU
Media Buntet Pesantren,
Tak ada angin, tak ada hujan. Tawaran untuk tampil membawakan Shalawat Thibbil Qulub di Panggung Anugerah 1 Abad Nahdlatul Ulama tiba-tiba saja mampir di hadapan Nirgisa Aruby.
Tawaran itu datang kali pertama dari pamannya melalui telepon ke bundanya. Acaranya akan dihelat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) tepat pada Selasa (31/1/2023).
Dara 13 tahun itu pada mulanya menolak. Betapa tidak, ia yang tak biasa berbicara di depan publik, ujug-ujug harus unjuk gigi di atas panggung, bahkan di hadapan para kiai, para nyai, hingga Wakil Presiden.
“Awalnya saya menolak,” katanya beberapa hari lalu saat dihubungi Media Buntet Pesantren.
Namun, Aruby berpikir ulang mengenai berbagai kemungkinan. Pertama, 1 Abad NU adalah peringatan yang hanya sekali dalam sejarah. Tidak mungkin ada peringatan serupa dalam skala nasional yang bakal dihelat lagi.
Kedua, kalaupun ada peringatan Anugerah 2 Abad NU, sulit dipastikan ada tawaran serupa datang kembali kepadanya.
Ketiga, barangkali ada tawaran serupa dalam panggung perhelatan yang lainnya. Namun, pastilah akan berbeda dengan tawaran yang datang saat ini.
“Setelah dipikir-pikir, sepertinya kesempatan gak bakal datang dua kali. Perayaan 1 abad NU ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Kalau ada acara 2 abad NU, kayaknya saya gak punya kesempatan untuk tampil lagi,” jelas Aruby.
Oleh karena itu, ia pada akhirnya menerima tawaran tersebut dengan segenap optimisme, bisa tampil baik membawa nama Buntet Pesantren.
Setelah ia menyatakan diri siap, namanya pun dicatat oleh panitia. Bundanya dikontak pihak panitia untuk penjelasan berbagai teknisnya. Kemudian, Aruby pun mulai berangkat ke Jakarta, tepatnya di bilangan Cilandak, pada Senin (23/1/2023).
Tak ada beban bagi Aruby dalam olah vokal dsn rekamannya. Sebab, para pemandu dan pendamping membawanya dengan sangat menyenangkan dan ceria. Apalagi hasil rekamannya yang cukup memuaskan membuat perjalanan pulang ke Cirebon semakin gembira.
“Happy banget perjalanan balik ke Cirebon sambil dengar hasil rekaman tadi,” ujar siswi MTs NU Putri 3 Buntet Pesantren itu.
Rasa senang juga muncul karena pertemuannya dengan adik-adik perwakilan dari pesantren lain. “Dan ketemu adik-adik lucu,” lanjutnya.
Aruby kembali ke ibukota sepekan kemudian, tepatnya pada Senin (30/1/2023). Ia dilatih bagaimana tampil dengan ekspresi yang meyakinkan di atas panggung. Bersama empat penampil lainnya, ia dilatih tampil dengan kompak dan penuh senyum ke para penonton.
Aruby tampil dengan sangat meyakinkan dengan kostum bertemakan Muslim Nusantara. Senyum menawannya tak pernah lepas. Ia juga main kontak mata dengan penonton maupun penampil lainnya. Ia sendiri juga merasa bahwa penampilannya jauh lebih baik dari latihannya.
Tentu bukan perkara mudah bagi Aruby untuk bisa tampil demikian. Karenanya, ia sangat senang dengan penampilan terbaiknya itu. Apalagi ditonton langsung oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf san jajarannya, Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri, KH Said Aqil Siroj, dan para kiai dan nyai lainnya, serta ratusan hadirin lain dan jutaan pasang mata melalui layar kaca.
“Saya sangat senang bisa tampil di hadapan para kiai, nyai, dan para pejabat,” ujarnya.
Kesempatan yang diambilnya itu berbuah kenangan yang teramat indah bagi diri Aruby. Ia mengaku masih terngiang-ngiang dengan penampilannya, dengan suasan panggungnya, dengan segala yang terjadi di Teater Tanah Air pada malam itu.
“Sampai sekarang saya belum move on acara kemarin saking senengnya,” ungkap Aruby berseri-seri.
Ia berharap dengan penampilannya di Malam Anugerah 1 Abad NU dapat mencurahkan berkah baginya sehingga mengantarkan dirinya semakin berani dan percaya diri. “Saya menjadi pribadi yang berani dan lebih percaya diri,” harapnya.
Syakir NF