Kabar

Ajak Santri Dalami Al-Qur’an dengan Lantunan Para Qari

Para Qari

Dalam rangka memperingati Nuzulul Qur’an, Pondok Pesantren Al-Inayah Buntet Pesantren Cirebon kembali menggelar haflah qari-qariah lokal, nasional, dan internasional. Peristiwa penting tersebut menjadi momen untuk mengajak para santri dan masyarakat untuk lebih mendalami Al-Qur’an.

“Harapannya banyak para santri yang belajar tentang Al-Qur’an, bukan hanya belajar satu riwayat,” tutur KH Muhadditsir Rifa’i, pengasuh Pondok Pesantren Al-Inayah kepada Media Buntet Pesantren, Sabtu (2/6) dini hari.

Kedatangan para qari yang memiliki prestasi di tingkat nasional hingga internasional itu diharapkan mampu mengantarkan khalayak untuk mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an. “Kita dapat meneladani dan mengaplikasikan nilai Al-Quran dalam kehidupan sehari,” katanya.

Sebab, lanjut kiai yang akrab disapa Kang Hadis itu, kesukaan terhadap bacaan Al-Qur’an sebagai akibat dari mendengarkan lantunan ayat suci oleh para qari tersebut, merupakan langkah awal untuk mencapai hal di atas, mengaplikasikan nilai Al-Qur’an.

“Bagaimana mau mengamalkannnya tanpa mencintai bacaannya,” tegasnya.

Tidak hanya mereka yang telah berprestasi di tingkatan tertinggi, dosen Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon itu juga mengundang qari lokal untuk dapat tampil di atas panggung. Hal ini guna memotivasi mereka agar dapat bersemangat mencapai atau bahkan melebihi prestasi qari lainnya.

“Kita juga bukan hanya mengundang para qari yang punya prestasi tapi juga menampilkan qari lokal supaya mereka memiliki ghirah dan semangat mencontoh beliau yang berprestasi  nasional dan internasional,” katanya.

Selain berharap agar kegiatan tersebut dapat terus berjalan, Ketua Umum Ikatan Asrama-asrama Pondok Buntet Pesantren (IKAPB) Cirebon Jamaluddin Husein juga mengatakan bahwa lantunan ayat suci oleh para qari dapat menyentuh dan menggugah dirinya untuk merefleksikan maknanya.

“Bukan hanya karena suara dan bacaannya saja. Namun, ini adalah hal yang dapat membuat saya tergugah untuk tadabbur dan tafakkur akan makna yang terkandung dalam setiap ayat-ayat yang dilantunkan,” ujar Kang Jamal, sapaan karibnya.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Falah, Bandung, KH Cecep Abdullah Syahid menyebut kunjungannya ke Buntet sudah tak lagi dapat dihitung karena saking seringnya. Kedekatan Ayah, panggilan para santri kepada KH Q Ahmad Syahid, dengan KH Abdullah Syifa Akyas, ayahanda Kang Hadis, begitu erat. Hal inilah yang mendorongnya untuk terus berkerabat dengan para putra kerabat ayahnya itu.

“Sangat senang. Keterikatan Kiai Syahid dan Kiai Syifa sejak ’85 sampai sekarang karena Al-Qur’an,” kesannya.

Selain Kiai Cecep, hadir juga adiknya KH Rifat Aby Syahid. KH Aji Abdul Aziz dan H Zainal Abidin juga turut tampil pada kesempatan tersebut. Para juara anak-anak juga ambil bagian meramaikan kegiatan tahunan itu, yakni Syamsuri Firdaus, M Zahron Nasywa, M. Hafidh Fadhil Zamzami, dan M Syamsut Tamreis. Hadir juga Ahmad Zacky Burhani, Aisyah Muhadditsah Novianti, dan para santri Darut Ta’allumil Qur’an, Cirebon.

(Syakir NF)