Proses dan Perbedaan Turunnya Alquran
Sumber : Assalam Foundation |
Alquran merupakan firman Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril as. Dalam prosesnya, ada tiga tahap penurunan Alquran. Pertama, Alquran diturunkan ke Lauh Mahfuzh. Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Al-Buruj:
بل هو قرءان مجيد. في لوح محفوظ (البروج: ٢١-٢٢)
Kedua, Alquran turun ke Baitul ‘Izzah yang berada di langit dunia. Allah Swt. menyebutkan proses kedua ini pada tiga ayat di bawah ini:
إنا أنزلنٰه في ليلة القدر (القدر: ١)
إنا أنزلنٰه في ليلة مبٰركةٍ (الدخان: ٣)
شهر رمضان الذي أُنزِل فيه القرءان (البقرة: ١٨٥)
Ketiga ayat tersebut menunjukkan bahwa Alquran diturunkan dalam satu malam, yakni malam qadr sebagaimana Surat Al-Qadr atau malam mubarokah sebagaimana dalam Surat Ad-Dukhan. Malam tersebut berada di bulan Ramadhan sebagaimana Surat Al-Baqarah di atas.¹
Ketiga, turun dari langit dunia ke Rasulullah SAW secara berangsur-angsur selama 20, 23 atau 25 tahun tergantung perbedaan pendapat tentang berapa lama Rasulullah SAW tinggal di Mekkah setelah diutus.²
Syeikh Az-Zarqani (w.1367 H) berpendapat bahwa masa menetapnya Rasulullah SAW di Mekkah setelah diutus adalah 12 tahun, 5 Bulan, 13 hari. Az-Zarqani menghitungnya mulai dari 17 Ramadhan tahun ke-41 dari kelahiran Rasulullah SAW.³
Mengenai kapan Malaikat Jibril menemui Rasulullah di Gua Hira saat pertama kali membawa wahyu, selama ini kita beranggapan bahwa itu terjadi tanggal 17 Ramadhan. Az-Zarqani pun berpendapat demikian. Namun menurut Al-Maghfur Lahu KH. Ali Musthofa Ya’qub, boleh jadi anggapan ini dipengaruhi oleh Syeikh Muhammad Khudhari Bik (1345 H) dalam karyanya, Tarikh Tasyri’ Al-Islami. Syeikh Khudhari Bik sendiri mengikuti pendapat Ibn Ishaq (w. 151 H) dalam Sirah Nabawiyahnya.⁴
Namun jika kita merujuk pada hadis Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Al-Baihaqi, di sana disebutkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada malam ke-24 bulan Ramadhan. Nabi SAW bersabda:
أُنزِلَتْ التَّوراةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِن رمضانَ، والإنجيلُ لِثلاثِ عشرَةَ خَلَتْ مِنه، والزبورُ لِثمانِ عشرةَ خلتْ منهُ، والقرآنُ لأربعٍ وعشرين خلت منه (أخرجه أحمد والبيهقي)
“Taurat diturunkan pada tanggal 6 Ramadan, Injil pada 13 Ramadan, Zabur pada 18 Ramadan, dan Alquran pada 24 Ramadan” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi).
Jalaluddin As-Suyuthi mengatakan bahwa mungkin saja Lailatul Qadr pada tahun itu adalah tanggal 24 Ramadhan. (lihat Al-Itqan juz 1, h. 59)
Al-Maghfur Lah KH. Ali Musthofa Ya’qub meyakini pendapat ini karena hadis tersebut hasan. Adapun pendapat Syeikh Al-Khudhari Bik yang mengikuti Ibn Ishaq adalah lemah dari segi dalil. Boleh jadi orang-orang Indonesia mengikuti pendapat ini karena suka dengan angka 17 di mana proklamasi juga kebetulan tanggal 17, kata pendiri Mahad Darussunnah Ciputat itu.
Ada pendapat lain yang disampaikan oleh Syeikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri dalam kitab Ar-Rahiqul Makhtum, bahwa Jibril mendatangi Nabi di gua Hira pada hari Senin tanggal 21 Ramadhan yang bertepatan dengan 10 Agustus 610 M. Usia Nabi ketika itu 40 tahun, 6 Bulan, 12 hari secara qamariyah. (Al-Mubarakfuri, Ar-Rahiq Al-Makhtum, Darul Wafa’, h. 74).
والله أعلم بالصواب
¹ Muhammad Abdul ‘Azhim Az-Zarqani, Manahilul ‘Irfan fi Ulumil Qur’an, Darul Kutub Al-Ilmiyah, h. 30-31
² Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumil Qur’an, Darul Fikr, juz 1, h. 57
³ Muhammad Abdul ‘Azhim Az-Zarqani, Manahilul ‘Irfan, h. 35
⁴ Ceramah KH. Ali Musthofa Ya’qub dalam rangka i’tikaf di Masjid Agung Sunda Kelapa (berupa video)
M. Hamdi Turmudzi Noor