Madrasah di Buntet Pesantren Mulai Jalani PTM Terbatas secara Bertahap
Media Buntet Pesantren,
Ketua Bidang Pendidikan Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren KH Fahad A Sadat menyampaikan bahwa madrasah-madrasah di lingkungan Pondok Buntet Pesantren telah menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas.
Hal ini dilakukan atas sudah diterbitkannya izin dari pemerintah mengingat Kabupaten Cirebon, khususnya Kecamatan Astanajapura, tempat Buntet Pesantren berada sudah memasuki zona hijau dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah berada di level 3. Selain itu, penerapan PTM juga sudah seizin para pengasuh pondok sebagai wali dari para santri.
“Memang, setelah melihat situasi dan juga kondisi kabupaten Cirebon sudah masuk dalam zona hijau, akhirnya rapat bidang Pendidikan memutuskan tatap muka terbatas. Di sini, kita, jumlah siswa (yang masuk) 50 persen dari dalam satu kelas. Yang masuk 30 persen secara total,” ujarnya kepada Media Buntet Pesantren pada Senin (6/9).
Kiai Fahad menjelaskan dalam satu hari, hanya ada satu angkatan saja yang masuk ke sekolah secara luring, sedangkan lainnya daring. Artinya, hanya 30 persen dari total keseluruhan siswa di setiap madrasah. Selanjutnya, dalam satu angkatan itu, dibagi lagi perkelas 50 persen. Ia mencontohkan, kelas 1 Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Putra satu angkatan berjumlah enam kelas. Pada praktiknya saat PTM terbatas, kelas dibagi menjadi 12.
Hal tersebut juga menunjukkan bahwa madrasah-madrasah di lingkungan Pondok Buntet Pesantren tidak menerapkan pembelajaran secara hybrid atau pun blended learning.
Terapkan Prokes
Kiai Fahad juga menyampaikan bahwa PTM terbatas dilakukan dengan sangat memperhatikan prokes dengan menjaga jarak, menggunakan masker, pengukuran suhu saat masuk, dan sudah divaksin. Guru yang boleh mengajar yang sudah vaksin. “Alhamdulillah 99 persen guru dan staf akademik sudah vaksin,” ujar Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Buntet Pesantren itu.
Ke depannya, lanjutnya, siswa juga harus vaksin. Pada Selasa (7/9/2021) ini, seluruh santri dan siswa Pondok Buntet Pesantren akan mengaikuti program vaksin serentak.
PTM terbatas bertahap
Lebih lanjut, Kiai Fahad menyampaikan bahwa Buntet Pesantren menerapkan PTM terbatas secara bertahap. Pada mulanya, para siswa diperintahkan untuk datang ke sekolah untuk mengambil dan menyerahkan tugas dengan tidak menggunakan seragam.
Pada pekan lalu, PTM terbatas belum langsung dilakukan pembelajaran. Namun, hanya ada proses pengenalan lebih jauh antarsiswa dan dengan wali kelas masing-masing. Momen ini juga menjadi waktu untuk validasi data siswa mengingat adanya kekurangan dari beberapa siswa saat pendaftaran secara daring.
“Kesempatan wali kelas mendata dan pengenalan sistem pembelajarannya. Matsama atau pengenalan akademik sekolah melalui daring semua. Ini (PTM terbatas) lebih mengenal lingkungan dan teman dalam satu pekan ini. Pekan depan baru mulai pembelajaran,” ujarnya.
Proses PTM terbatas ini berlangsung selama maksimal tiga jam, dari pukul 08.00 pagi sampai 11.00 siang. Sehari, para siswa maksimal menerima dua sampai tiga mata pelajaran.
Penerapan PTM terbatas secara bertahap ini dilakukan karena perlunya penyesuaian dari seluruh sivitas akademika, bukan hanya muridnya, tetapi juga gurunya yang harus beradaptasi.
Kiai Fahad menekankan bahwa Pondok Buntet Pesantren selalu mengikuti apa yang sudah ditetapkan pemerintah. Dalam waktu satu setengah tahun ini, pembelajaran dilakukan daring secara penuh. Ketika kesempatan ada untuk offline, Pondok Buntet Pesantren pun mengikutinya.
“Itu pun tidak langsung. Kami bertahap. Insyaallah mudah-mudahan akan kembali normal,” kata doktor manajemen pendidikan dari Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung itu.
Ekstrakurikuler juga, jelasnya, sudah mulai kembali berjalan secara terbatas. Masing-masing kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan secara tidak bersamaan. “Misalnya, hari ini Pramuka, tidak ada lainnya. Hanya satu. Itu pun terbatas,” ujarnya.
Syakir NF