Kiai Adib : Allah Saja, Memerintahkan Nabi Musa Untuk Mengingatkan Fir’aun Dengan Cara Santun
Buntet Pesantren : Pengasuh Pondok Pesantren Buntet dan sekaligus Mustayar PBNU, KH. Adib Rofiuddin, meminta kepada masyarakat para kiai, ulama dan ustadz untuk bisa menyikapi dengan arif terkait permasalahan yang berkaitan dengan pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok).
Bahkan, Kiai Adib mengimbau kepada para alumni Buntet Pesantren, untuk tidak terlibat dalam aksi unjuk rasa yang akan dilaksanakan pada 2 Desember nanti.
Di depan Wakapolri Komjen Syafrudin, Kiai Adib menyampaikan, ada tiga alasan yang membuat kiai-kiai di Pondok Pesantren Buntet mengimbau para santrinya untuk tidak terlibat dalam aksi unjuk rasa nanti.
Yang pertama, Para Kiai menganggap Ahok itu kecil. Sehingga tidak perlu menurunkan ratusan ribu orang hanya untuk seorang ahok.
“Kalau bahasa buntetnya itu, Ahok itu cilik (kecil), masa harus dikeroyok ratusan ribu orang,” ujar Kiai Adib.
Yang kedua, para kiai mengambil alasan dari kisah Nabi Musa dan Nabi Harun saat menghadapi Fir’aun. Kiai Adib mengisahkan, Allah pernah mengutus Nabi Musa dan Nabi Harun untuk mengingatkan Fir’aun, salah seorang penguasa saat itu yang cukup dzolim. Bahkan, Fir’aun juga mengaku sebagai tuhan. Namun, dalam surat Toha, Allah malah memerintah Nabi Musa dan Nabi Harun untuk mengingatkannya dengan cara yang santun. Padahal, menurut Kiai Adib, tidak ada manusia yang memiliki kesalahan yang cukup komplit dibandingkan dengan Fir’aun.
“Fir’aun yang menganggap dirinya sebagai tuhan saja, Allah memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun, untuk mengingatkan secara santun. Apalagi menghadapi perkara kecil, yang malah membuat seakan-akan kita itu terpecah, ” Kata Kiai Adib ketika menerima kunjungan Wakapolri di Pondok Pesantren Buntet Cirebon, Jum’at (25/11/2016).
Selain itu, dalam sebuah hadis Rasulullah juga disampaikan, bahwa Apabila mengingatkan dan memberikan nasihat kepada orang yang memiliki kekuasaan. Jangan sekali-kali berbicara blak-blakan. Namun diajak dan dirangkul dan diingatkan secara sirri.
“Diajak ngobrol dan sampaikan keluhan dan kritik dengan santun,” kata Kiai Adib.
Dari pertimbangan-pertimbangan inilah, akhirnya para kiai di Pondok Pesantren Buntet, mengimbau kepada para alumninya, untuk tidak terlibat dalam aksi unjuk rasa 2 Desember nanti.