Santri Bernyanyi di Ponpes Al Mizan Ciborelang – Majalengka
Sabtu, 2 November 2013, Pondok Pesantren Al-Mizan, Ciborelang, Majalengka mengadakan acara yang bertajuk “Santri Menyanyi”
Acara yang diisi dengan kegiatan-kegiatan positif ini diawali dengan kelas sharingpendokumentasian oleh mas jojo.
Candra Malik pada acara Ramah Tamah |
Puas sharing tentang dokumentasi, para peserta yang kebanyakan adalah santri langsung mengikuti kelas woskshop penciptaan lagu yang langsung dibimbing oleh Candra Malik dan Doddy Katamsi, keduanya memang pakar di bidang penciptaan lagu. Candra Malik terkenal dengan “Fatwa Rindu”nya sedangkan Doddy Katamsi sudah malang melintang bertanggung jawab pada tes vokal di ajang-ajang bergengsi, diantaranya X Factor, Indonesian Idol, dan Akademi Fantasi Indosiar.
Kiai Maman bersama Doel Sumbang |
Kegiatan ke3 dari acara yang diadakan maraton dari pagi sampai malam ini adalah kelas talkshow public speaking oleh Soni Bebek Sanjaya.
Para peserta juga diikutkan dalam kelas Sharing Manajemen Pertunjkan oleh Rony Urban dan Tim Atap.
Sebagian perwakilan Buntet bersama Doddy Katamsi |
Puncak acara diadakan di malam hari sekaligus penutup dari rangkaian acara “Santri Bernyanyi”. Pentas seni yang di buka langsung oleh tuan rumah, yaitu Kiai Maman Imanulhaq menjadi sajian inti dari “Santri Bernyanyi”. Pada pentas seni sendiri selain menampilkan kreasi seni dari para peserta,juga dimeriahkan oleh Doel Sumbang, Candra Malik, dan Doddy Katamsi.
Selain diikuti oleh santri-santri perwakilan dari beberapa pesantren, peserta juga ada yang merupakan perwakilan dari komunitas penggemar Iwan Fals atau OI, Slanker, dan Komunitas Anjat (Anak Jalanan Jatiwangi) serta dari radio-radio komunitas.
Foto bersama Kiai Maman Imanulhaq |
Santri yang mewakili Pondok Buntet Pesantren dan Radio Komunitas Best FM yaitu A.Dihya Hadi S, A. Subhan, M. Dzia Ulhaq, A. Fasya Al Fayad, Basmah Nisfina, Faisal Mujahid, dan Hamidah Nurul A menuturkan banyak manfaat yang mereka dapatkan dari acara tersebut, mereka diajarkan bahwa dakwah atau syi’ar islam juga bisa dilakukan melalui lirik-lirik lagu yang digubah sedemikian rupa. Mereka juga merasakan bahwa santri memang harus tampil menunjukkan kreatifitas dan ketrampilannya. Selain itu mereka juga masih mengingat dengan jelas ketika Kiai Maman Imanulhaq menyampaikan “Saat intelektual, pergerakan, politisi buntu, Santri bernyanyi, Kyai segarkan hati”.