Siswa MANU Putra Menjaga Tradisi Ilmu Falak
Salah satu pemateri dari IAIN Walisongo Semarang |
Pelatihan tersebut diadakan berdasarkan kondisi saat ini, saat ilmu falak sudah sangat jarang sekali dipelajari oleh kalangan pelajar bahkan santri, karena itu dengan diadakannya pelatihan ini diharapkan dapat menjaga khazanah keilmuan falak.
Peserta antusias memperhatikan salah satu alat |
Dalam laporannya, ketua Panitia, Panji Ahmad menyampaikan bahwa acara ini dipersiapkan secara intensif selama setengah bulan , siswa kelas XII Syari’ah MANU Putra Buntet Pesantren dengan peserta yang terdiri dari seluruh siswa jurusan syari’ah MANU Putra, siswa berprestasi dari tiap kelas, dan siswa dari beberapa sekolah (madrasah) di lingkungan Buntet Pesantren. Tercatat ada 35 peserta dari jurusan syariah MANU Putra dan 42 peserta dari jurusan yang lain serta sekolah-sekolah lain.
Bahkan Bapak Kepala Sekolah turut serta |
Dalam sambutannya, H. Ade M. Nasih, Lc. menyampaikan bahwa banyak alat yang digunakan untuk membantu penghitungan ilmu falak namun Buntet Pesantren masih banyak berkutat dengan yang manual dan klasik seperti rubu’ mujayyab (kuadran), bencet, dan sebagainya sehingga dengan adanya pelatihan ini diharapkan siswa lebih terampil menggunakan alat-alat yang lebih canggih dan mutakhir agar tidak ketinggalan.
K. Ahmad Manshur, S. Ag, K. Wawan Arwani, H. Ade M. Nasih beserta Kepala Sekolah dan beberapa guru dari sekolah di lingkungan Buntet Pesantren |
Sebelumnya, KH. Ahmad Manshur, S.Ag, memberikan sambutannya sebagai pembimbing Komunitas Falak MANU Putra Buntet Pesantren. Beliau menyinggung Muhammadiyyah yang berbeda dengan ormas islam lain dalam menentukan awal dan akhir bulan Ramadan itu dimungkinkan karena keawaman mereka akan ilmu falak.
Para Penerus jejak K. Imam |
Kita semua mungkin tidak akan lupa bahwa Buntet pernah punya seseorang yang sangat ‘alim di bidang falak, beliau adalah K. Imam bin K. Abdul Mun’im bin K. Muta’ad, beliau bahkan konon sanggup menentukan jatuhnya sebuah daun yang masih segar tentunya dengan perhitungan falak. Salah satu warisannya yang insya Allah menjadi amal jariyah beliau adalah jadwal sholat “seumur hidup” yang masih dipakai sampai sekarang di Masjid Jami’ Buntet Pesantren. Semoga dari pelatihan ini, kelak akan lahir para ‘alim yang akan terus melanjutkan perjuangan K. Imam dan K. Ahmad Manshur.