Kabar

Santri Harus Wujudkan Cita-cita Para Kiai

Media Buntet Pesantren,

Para kiai terdahulu telah membawakan kemerdekaan bagi Indonesia melalui beragam perjuangan yang telah dilakukannya. Santri sebagai penerus tongkat estafet harus dapat melanjutkan perjuangannya dalam mewujudkan cita-cita mereka, mengisi kemerdekaan yang telah dipersembahkan.

“Kita sebagai santri harus bisa meneruskan cita-cita yang belum terlaksana,” kata Kiai M Lutfi NZ, Ketua Bidang Kepesantrenan Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Pondok Buntet Pesantren, saat menjadi pembina upacara peringatan Hari Santri, Kamis (21/10/2021).

Kiai Lutfi meyakini, dengan segala kemampuannya dan keberkahan dari para kiai, santri Buntet Pesantren dapat melaksanakan cita-cita tersebut. “Saya yakin, santri Pondok Buntet Pesantren bisa meneruskan cita-cita,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kiai Lutfi mengingatkan para santri bahwa ajang Hari Santri merupakan momentum silaturahim antarsantri. Pasalnya, ribuan santri Buntet Pesantren mendiami 63 pondok yang berbeda.

“Walaupun berbeda asrama dan pondoknya, tetap satu Buntet Pesantren,” ujar kiai yang juga Kepala SMK Center of Excellence (COE) Mekanika Buntet Pesantren itu.

Selain itu, ia juga berpesan agar Hari Santri menjadi momentum instropeksi diri, mengevaluasi pribadi masing-masing untuk lebih baik ke depannya. “Jadikan HSN sebagai momentum kalian muhasabatunnnafsi, instrospeksi diri. Agar jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya,” katanya.

Dengan begitu, ia berharap santri Buntet Pesantren bukan saja mewujud menjadi kiai dan pengajar agama, melainkan juga menjalani berbagai macam profesi dengan tanpa menghilangkan identitas dirinya sebagai seorang santri.

“Sehingga santri pondok Buntet Pesantren bisa menjadi dokter yang santri, teknokrat yang santri. Bahkan presiden yang santri,” katanya.

Hal lain yang tak ketinggalan disampaikan Kiai Lutfi adalah perihal khidmat kepada guru-guru. Hari Santri menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan kekhidmatan dan takzim para santri terhadap para kiai. Hal itu, salah satunya, dapat dilakukan dengan terus mendoakan mereka.

“Doakan mereka sehingga kita mampu menjadi santri bermanfaat bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain,” katanya.

Kiai yang menamatkan studi magisternya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga menyampaikan bahwa Hari Santri merupakan sebuah penghormatan negara terhadap para santri.

“Negara kita telah memberikan penghormatan sebesar-besarnya kepada para santri. Santri Indonesia telah ikut mengantarkan kemerdekaan,” katanya.

“Seyogianya terus mendoakan almarhumin kiai masyayikh yang mendahului kita,” imbuhnya.

 

 

Dalam upacara, para santri diwajibkan mengenakan sarung. Hal ini juga meliputi para pengibar bendera. Selain sarung, mereka juga tampak mengenakan masker sebagai ikhtiar menjaga diri dari pandemi Covid-19.

Sebelumnya, mereka juga mengikuti arak-arakan dari Gelanggang Olahraga Mbah Muqoyyim Buntet Pesantren sampai halaman Masjid Agung Buntet Pesantren, tempat dilaksanakannya upacara peringatan Hari Santri.

Selepas upacara, para santri melanjutkan agenda Hari Santri dengan berziarah di Makbaroh Gajah Ngambung, tempat peristirahatan terakhir para kiai dan nyai Pondok Buntet Pesantren. Di sana, mereka melaksanakan tahlil akbar yang dipimpin langsung oleh KH Ahmad Haris NZ, Ketua Bidang Keamanan YLPI Buntet Pesantren.

 

Syakir NF