Haul Buntet Kabar

Jelang UNBK, Siswi SMK NU Mekanika ini Donor Darah Dulu

Siti Nur Afifah saat mendonorkan darahnya

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada Senin (2/4) hingga Kamis (5/4) melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer serentak seluruh Indonesia.
Siti Nur Afifah, salah satu siswi kelas XII Multimedia SMK NU Mekanika Buntet Pesantren, mendapat jadwal pada pukul 10.00 WIB.
Sekitar pukul 09.00 pagi, ia bersama rekannya berangkat dari pondok tempat ia tinggal. Sebelum sampai di sekolahnya, ia mampir ke kampus Akademi Perawatan (Akper) Buntet Pesantren.
Santri Pondok Buntet Pesantren itu mendatangi ruang di belakang mushalla guna mendonorkan darahnya untuk kali pertama.  Akper Buntet Pesantren dalam rangka Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren mengadakan donor darah bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Cirebon.
Keluar ruangan usai donor, ia duduk di depan ruangan tersebut. Ia pun tetiba ngelumpruk. Tubuhnya seakan tidak bertenaga.
Selain itu, ia juga terlihat merasa mual dan pusing. Waktu saat itu tinggal tujuh menit lagi menuju jam 10.00 WIB. Ia pun mengeluarkan isi perutnya yang tak seberapa karena belum sarapan.
Panitia dokumentasi yang semula memotret-motret pun segera mengundang petugas PMI keluar. Petugas pun segera mengambil tindakan dengan membaringkan pendonor itu dan meletakkan kakinya di atas dua bantal yang ditumpuk.
Saat keadaan mulai pulih, perempuan yang akrab disapa Fifi pun mulai senyum kembali. Rekan yang mendampinginya itu menceritakan keadaan pendonor itu saat muntah.
“Matanya kaya putih semua gitu,” ceritanya kepada Fifi.
Bukan malah khawatir, Fifi justru menimpali cerita itu dengan menertawakan dirinya. “Pasti jelek banget ya,” ujarnya sambil tertawa lepas.
Tawanya pun menular ke petugas dan panitia yang sempat tegang. Mereka semua tertawa karena ulah dua santri itu. Suasana langsung kembali cair.
Fifi menuturkan bahwa alasannya mendonor adalah ingin bersedekah dengan bukan uang.
“Ya bisa sedekahnya ini, Mas. Mau uang gak punya,” katanya.
Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan ke sekolahnya yang terletak di sebelah timur kampus Akper sembari menertawakan dirinya sendiri.
(Syakir NF)