NU Sejarah

BERDIRINYA NAHDLATUL ULAMA

Di masa Belanda berlaku larangan mengadakan perkumpulan yang melibatkan banyak orang, karena mereka takut ada propaganda melawan penjajah.

Sewaktu para Kyai di Jawa mau mendirikan Jamiyah Ulama, para Kyai bingung bagaimana caranya mengundang banyak Kyai, tp bisa aman dari Belanda. Maka Kyai Ridwan Abdullah (pencipta lambang NU) memiliki gagasan gemilang: “Begini, kalau soal izin kepada Governer Belanda saya yg tanggung”, kata beliau Kepada kyai Wahhab Hasbullah dll.

Ternyata Kyai Ridwan meminta izin kepada Belanda untuk mengadakan Haul Pertama Kyai Kholil Bangkalan. Pihak belanda bertanya: “Berapa orang?”, Kyai Ridwan menjawab: “sangat banyak, karena santri beliau dari mana-mana”, dan akhirnya Belanda mengizinkan.

Pada tanggal 31 Januari 1926 para Kyai dan santri berkumpul di rumah Kiai Wahab Hasbullah di Bubutan, Surabaya. Mereka mengadakan haul Syaikhona Kholil dengan pengawasan ketat Belanda. Sementara mayoritas jamaah, terutama yang berada di luar rumah bertahlil, di dalam rumah para kyai berkumpul untuk mendirikan jamiyah yg akhirnya diberi nama Nahdlatul Ulama, atas usulan Kyai Mas Alwi Abdul Azis (kisah ini diriwayatkan dari Gus Salahuddin Azmi, Beliau dari Ayahnya kyai Mujib Ridwan, Beliau dari Ayahnya Kyai Ridwan Abdullah. Jadi sanadnya Muttashil wa rijaaluhu tsiqaat insyaallah).
Pada saat bercerita Kyai Mujib juga berkata kepada para putranya: “jika memang NU tidak diridlai keberadaannya oleh Allah, maka tidak mungkin NU berdiri. Sebab pertama kali mendirikan harus menghadapi Belanda, namun ternyata Allah meridlai”.

disarikan dari Ustad Makruf, Ketua Lembaga Bahtsul masail PCNU Surabaya dan Anggota Lembaga Bahtsul Masail NU PWNU Jawa Timur.

Selamat Hari lahir NU yang ke 87. Semoga tetap istiqomah dalam mengawal umat dan bangsa.