Keutamaan Niat Baik dan Menjauhi Niat Buruk dalam Kehidupan Sehari-hari
Niat merupakan dasar dari setiap perbuatan. Dalam Islam, niat memiliki peran yang sangat penting karena ia menentukan nilai suatu amalan di sisi Allah swt. Rasulullah saw bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa niat baik akan membawa kebaikan, sedangkan niat buruk hanya akan mendatangkan keburukan. Oleh karena itu, sebagai muslim, kita harus senantiasa menjaga niat kita agar selalu ikhlas dan bertujuan untuk mencari ridha Allah SWT.
Beberapa pekan lalu, dunia maya digegerkan dengan adanya video ‘tak pantas’ yang menyeret seorang guru perempuan. Cemoohan, ujaran kebencian, dan sumpah serapah langsung memenuhi entah berapa ribu postingan terkait berita ini. Lalu, kabarnya, si guru kemudian memutuskan untuk menikah. Herannya, komentar negatif justru ditujukan pada suami dari ibu guru tersebut, saya kutip komentar yang menurut saya paling memprihatinkan “saya sudah pernah melihat badan istrimu”. Dan masih banyak komentar lainnya yang saya saja malu untuk sekadar membacanya.
Jadi, meskipun telah mengambil langkah yang benar (menurut agama) dengan menikah untuk menghindari perbuatan zina, banyak warganet justru tidak berhenti untuk menghakimi dan mencaci. Padahal, menikah adalah salah satu cara yang diajarkan oleh Islam untuk menjauhi zina. Rasulullah saw bersabda:
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Alangkah baiknya jika kita berikan dukungan dan nasihat yang baik, bukan malah mencaci maki. Niat baik untuk membantu seseorang yang sedang dalam kesulitan tentu lebih mulia daripada niat buruk untuk menjatuhkan dan menghakimi.
Contoh lain adalah kasus artis yang sudah bercerai dan mulai mengenalkan pasangan barunya. Banyak warganet yang justru membandingkan calon istrinya dengan mantan istrinya. Padahal, meskipun perceraian adalah sesuatu yang dibenci oleh Allah, ia dibolehkan dalam agama asalkan memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Tak heran, dalam laporan berjudul ‘Digital Civility Index (DCI)’, Microsoft menobatkan Indonesia berada di urutan ke-29 dari 32 negara yang disurvei untuk tingkat kesopanan pada tahun 2020, sekaligus menjadi yang terendah di Asia Tenggara. Penyumbang terbesar komentar negatif justru pengguna usia dewasa dengan persentase 68 persen. Sementara usia remaja disebut tidak ikut “menurunkan” tingkat kesopanan kita.
Sebagai Muslim, kita harus senantiasa menjaga niat kita agar selalu baik dan ikhlas. Niat buruk tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga merugikan diri sendiri. Rasulullah saw mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dengan niat buruk, karena ia bisa menjadi sumber dosa dan permusuhan.
Oleh karena itu, mari kita jauhi niat buruk dan fokus pada niat baik dalam setiap tindakan kita. Jika kita melihat sesuatu yang tidak baik, alih-alih memberikan komentar negatif, lebih baik kita memberikan nasihat yang baik atau diam. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan menjaga niat baik dan menjauhi niat buruk, kita tidak hanya mendapatkan pahala dari Allah swt, tetapi juga menciptakan lingkungan sosial yang nyaman dan penuh kasih sayang. Semoga kita semua senantiasa diberikan kekuatan untuk selalu memiliki niat yang baik dalam setiap langkah kehidupan kita. Aamiin.
Mubarok Hasanuddin